Sebanyak 1.500 personel TNI/Polri telah melakukan simulasi penanganan konflik sosial pasca Pilkada Serentak di Kalimantan Selatan. Simulasi ini dilakukan dalam rangka persiapan menghadapi potensi konflik yang mungkin terjadi setelah pelaksanaan Pilkada Serentak di daerah tersebut.
Simulasi ini melibatkan personel dari berbagai kesatuan TNI dan Polri, termasuk Brimob, Densus 88, dan Denpom. Mereka melakukan latihan penanganan kerusuhan, penjagaan keamanan, dan evakuasi korban dalam skenario konflik sosial yang telah disiapkan.
Menurut Kepala Penerangan Kodam VI/Mulawarman, Kolonel Inf Agus Isrok, simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan dan kemampuan personel dalam menghadapi situasi konflik sosial secara cepat dan efektif. Dengan adanya latihan ini, diharapkan personel TNI/Polri dapat bekerja sama dengan baik dalam penanganan konflik yang mungkin terjadi pasca Pilkada Serentak.
Selain itu, Agus juga menekankan pentingnya kerjasama antara TNI/Polri dengan pemerintah daerah dan masyarakat dalam mengantisipasi potensi konflik sosial. Dengan adanya sinergi yang baik antara semua pihak, diharapkan situasi keamanan dan ketertiban di Kalimantan Selatan dapat terjaga dengan baik.
Simulasi penanganan konflik sosial pasca Pilkada Serentak di Kalimantan Selatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan pelaksanaan Pilkada Serentak berjalan aman dan lancar. Dengan kesiapan dan kerjasama yang baik antara TNI/Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat, diharapkan potensi konflik sosial dapat diminimalisir dan situasi keamanan dapat terjaga dengan baik.